Langsung ke konten utama

Postingan

tentang presiden pilihan

 biar saja jujur di sini, blog sendiri ini, jarang yang baca juga haha jadi, dua periode silam, saya jelas menetapkan pilihan, memilih pa Joko Widodo.  Selain jejak rekamnya jelas, juga karena satu almamater dengan saya doms, masa tak dipilih 😅 terlepas dari para haters  dan orang-orang yang sekarang memandang miring pada beliau gara-gara urusan politiknya akhir-akhir ini, toh nyatanta hasil pembangunan selama dua periode ini bisa dilihat kok.  Gak usah jauh-jauh, liat saja bagaimana transportasi di Indonesia selama kepemimpinan beliau. Untuk hal-hal kurang lainnya, ahsudahlah.  gajah di pelupuk mata memang selalu tak kelihatan, kok.   Tahun ini, saya awalnya berencana memilih pasangan nomor urut 1, karena senang aja dengan jejak rekam dan cara ngomong capresnya.  Kalau nomor 2 jelas tidak bakal saya pilih, alasannya ya mirip dengan dua periode sebelumnya.. Tapi sesaat setelah daftar di TPS, saya iseng lihat-lihat dan baca-baca visi dan misi masing-masing pasangan capres-cawapres, pil
Postingan terbaru

Belajar Hening

Ada yang pernah bilang pikiranku sepertinya tak pernah bisa idle.   Ada saja yang berseliweran di dalamnya. Padahal aku termasuk orang yang sulit mikir.  Paradoks sekali. Aku hanya ingin semuanya baik-baik saja.  Tapi sepertinya tidak mungkin bisa sepenuhnya demikian.  Aku punya banyak kesalahan. Komunikasiku bukannya membaik malah memburuk.  Susah sekali.  Sulit sekali. Menyebalkan, ya? Iya.   Untuk saat ini, belajar hening sepertinya lebih baik.

Masalah Heart Rate di iWatch

Jadi, ehm,  akhirnya saya membeli produk berbasis ios lainnya, yaitu iwatch atau apple watch.  Tergoda setelah baca-baca dan liat sana sini, kok kayaknya kudu dimiliki juga.  Lebih-lebih berfaedah untuk strava. Strava yang telah terdaftar premium itu, ehm,  memiliki salah satu fitur yang tak dimiliki versi gratisan, yaitu monitor detak jantung, eh apa denyut jantung sih ya.   Varian yang saya punya adalah SE gen 2, seperti biasanya, kalau apple ngeluarin versi SE, seperti handphone, pasti versi (rada) murah dari versi regulernya.  Apalagi habis liat-liat review, sepertinya tak rugi.  dengan spek yang mirip dengan series 9 tapi dengan harga setengahnya, tentu saja menggiurkan. Masalahnya adalah, pas kelar diinstal, eh heart rate-nya tak terdeteksi dong.   ditunggu beberapa detik, beberapa menit, tak ada pergerakan di apps HR.   Akhirnya memutuskan untuk uninstall.   Setelah instal ulang Watch OS, akhirnya denyut jantung terdeteksi. Tapi ternyata masalah belum selesai.  Giliran aplikasi

Mengenang Masa Kuliah di Jogja

Entah kenapa tadi nyasar  di web kampus , melihat-lihat jadwal seminar dan ujian disertasi adik-adik angkatan ( halagh! ).  Melihat-lihat daftar para promotor dan penguji. Lalu senyum-senyum sendiri membayangkan  kebodohan  di masa lalu yang harus ditebus dengan tujuh tahun masa kuliah (sekarang kampus membatasi masa perkuliahan hanya  sampai 5 tahun, maksimal!  Sekarang juga ada seminar hasil penelitian, ada ujian komprehensif pula.  Saya malah lupa pernah menjalani dua tahap yang itu hehe. Melihat beberapa dosen yang saya kenal, sekarang beberapa sudah jadi profesor.  Bahkan pa Ris, co-promotor saya yang sangat baik hati, yang membela saya di depan para petinggi kampus saat ending masa kuliah terancam, juga telah jadi profesor pula. Senang karena mendengar kabar tersebut langsung dari beliau kala berkunjung ke Jogja tahun kemarin. Lalu satu kawan satu kampung yang kos-nyajadi tempat transit saya di akhir masa studi menjelang ujian, sekarang juga terpampang namanya jadi co-promotor, k

Tune In

Sudah sekitar 5 bulan di kantor baru.  Rasanya masih aneh.  Baru kali ini rasanya tidak tune in  dengan tempat pekerjaan. Padahal tempat kerjanya baik, orang-orangnya juga baik.  Tapi entahlah,  bekerja cums sekedar menjalankan kewajiban saja. Di satu sisi menyenangkan, karena beban kerja tak padat.  Di satu sisi terasa aneh saja. Mungkin akumulasi kebosanan dan kekecewaan pada sistem yang sekarang juga.  Beberapa waktu terakhir ini memutuskan untuk hijrah ke fungsional saja. Menjauh dari hiruk pikuk urusan struktural yang kacau balau. Sepertinya, dan mungkin lebih baik begitu.

Hasil Submit Jurnal, Bikin Proposal dan Buku Kolab

Seperti rencana awal di bulan Januari , ternyata akibat semangat yang lagi bagus-bagusnya-syukurnya nyaris semua rencana akhirnya terwujud. Mari dievaluasi satu-satu: Jurnal yang rencana terbit di Mei itu akhirnya selesai dibikin dan sudah submit.  Masih dalam proses review. Tapi sambil menunggu, saya kepikiran bikin artikel untuk disubmit. Bahannya adalah dari hasil laporan pelatihan beberapa bulan silam. Eh,ternyata prosesnya cukup cepat dan telah terbit saja.  Menyenangkan. Proposal pengabdian masyarakat untuk kampus akhirnya tersusun dan telah submit di litabmas.   Tinggal nunggu jadwal seminar. Tak cukup itu,  mendekati tenggat waktu malah nambah submit proposal penelitian dengan skim biaya dari kampus.  Semoga kenekatan kali ini di jalan yang benar. Tiga judul book chapter itu sudah terbit aja dong.  Kok ya menyenangkan melihat list di akun google scholar  bertambah.  Norak memang.  Tapi ya gimana. Senang je haha.  Salahsatunya adalah pengantar sosiologi. Penulis pertamanya itu t

Kopdar dengan Sohib Katla & Oom Yahya

Entah sejak kapan tepatnya saya juga lupa, saat saling sahut di X alias twitter saat menyelesaikan tantangan kata misteri yang setiap hari ada di twitter.  Katla namanya, menebak kata sebanyak 5 huruf.   Kang En , begitu temen saya si Christin manggil beliau - sohib Katla saya itu, syukurnya mau menerima jadi tamunya, walau sangat singkat, di tempat kerjanya.  Ngobrol tentang katla tentu saja, tentang kerjaan, tentang blog, sampai-sampai saya dibikinin teh hangat oleh beliau segala.   Beberapa lama kemudian, ada satu blogger terkenal bergabung -- Oom Yahya , yang ternyata istrinya adalah rekan kerja kang En .  Maka semakin seru saja obrolan tentang bagaimana blog yang akhirnya sekarang tenggelam.  Kecuali blog-blog organik -- begitu istilah yang disebutkan oleh Oom Yahya tersebut-- yang tak lama pamit pulang dengan istrinya. Setelah sebelumnya sempat protes waktu saya bilang rasanya belum ketemu: " Kita pernah ketemu lho, pas pesta blogger Jogja dulu itu.. " Yha, itu adalah