Langsung ke konten utama

tentang H-8

Seharusnya, kedatangan keluarga, paling tidak memberikan semangat lebih untuk melanjutkan studi.  Saya memang menikmati masa-masa mengantar anak-anak sekolah, hidup dengan keluarga lagi selama dua tahun lebih di kampung orang seharusnya sangat menyenangkan.

Saya memang dodol, karena ada kejadian yang sayangnya saat ini masih harus saya skip dari bagian cerita saya.  Anggap saja semua berlalu begitu saja, bahkan sampai tak terasa si sulung sudah masuk SMP, Q yang waktu itu kasih berstatus si bungsu tak terasa sudah masuk TK, dan bang Ai tau-tau sudah kelas 3 SD saja, tahu-tahu honey sudah menyelesaikan kuliahnya, tahu-tahu saya ditinggal sendiri lagi di Jogja.

Salah siapa? Ya salah saya sendiri lah.  Sampai tak terasa si bungsu lahir di 2014, bahkan proposal riset saya belum rampung-rampung.  Kemana saja saya?  Hingga surat peringatan dari kampus datang, saya diberi peringatan keras, diminta segera menyelesaikan apa yang saya mulai empat tahun yang lalu, atau dipersilakan mengundurkan diri.

Seharusnya saya sudah menyadari sejak lama kalau ada sesuatu yang tidak beres, kehilangan tujuan, pikiran yang entah kemana, sangat tidak profesional sekali.  Saya sungguh mengkhianati janji dengan banyak pihak.

Seakan-akan tidak kapok dengan pengalaman masa lalu, saat di S1 pun saya dulu pernah terancam hal mengerikan bagai mahasiswa yang bernama ancaman drop out.

Bukannya cepat-cepat bergerak, yang ada malah pasrah, hah! Pasrah dengan cara yang salah di waktu yang salah.  Baru bergerak setelah dosen promotor yang baik hati dan tak lelah menyemangati saya itu memanggil saya, itu pun juga setelah ketua pengelola studi juga berkali-kali menelepon saya.

Sungguh tak patut ditiru.  Sampai titik ini, saya kembali harus menarik napas untuk melanjutkan cerita saya.. Saya malu, aseli..
..

(bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti