Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Sepatu yang hilang

Setelah beberapa tahun, akhirnya saya sekitar satu bulan yang lalu memiliki sepatu pantofel lagi.  Jenis sepatu yang sebenarnya tifak begitu sya sukai, rsanya kurang cocok kaki saya memakainya.  Saya sukanya sepatu kets, atau yang semacam itu, kalau bisa disubsitusi dengan sandal gunung alangkah bagusnya padahal. Dan kemarin, saat zuhur di masjid, karena saat itu tak punya sandal serep, seperti hari-hari sebelumnya, sepatu yang masih lumayan baru itu pun dipake terus di parkir di dekat tangga masuk.  Alhamdulillah saat pulang saya tak menemukan sepatu hitam itu lagi di tempatnya.  Lenyap.  Sempat saya ingat-ingat sejenak, siapa tahu saya lupa tempat naronya.   Tapi ternyata ya begitulah. Hari ini, saya malah merasa senang.  Jadi ada alasan untuk kembali pake sepatu kets ke kantor #lah

Domain .blog yang gagal

Jadi, beberapa waktu yang lalu saya tertarik dengan domain berekstensi .blog.  Kebetulan salah satu layanan hosting menyediakannya, kebetulan lagi setelah saya cek, ternyata url yang saya kehendaki tersedia. Berbahagialah saya karena mendapatkan alamat auk.blog .  Memang harganya lumayan mahal, harga domain itu diberi label Rp. 385.000 per tahun sesudah kena pajak. Tapi setelah saya pesan dan dibayar, eh ada pemberitahuan dari penyedia layanan itu bahwa domain yang saya inginin termasuk kategori premium dan sudah ada yang punya.  Lah?  Kalo sudah ada empunya, kenapa pas saya pesan itu katanya masih tersedia? entahlah saya ga ngerti salahnya dimana, yang jelas keinginan untuk beli hosting pun malah batal, saya pun dikasih opsi untuk ganti domain atau refund .  Ya jelas lah saya minta refund , PHP sih ..
sangat sedikit saya pikir, ada manusia yang sabarnya melebihi batas logika, salahsatunya adalah perempuan saya, yang biasa saya panggil neng, kadang saya sebut honey, di beberapa sisi sangat bertolak belakang dengan saya: dengan kucing, saya suka sayang, dia selalu nyaris mau nendang dengan durian, saya sumringah, dia mau muntah waktu sekolah dia sering juara kelas, nilai saya rada memelas saya suka terbahak-bahak dengan lelucon yang menurutnya nggak ada lucu-lucunya dan banyak hal-hal lain yang seperti utara dan selatan, tapi yang paling menguntungkan bagi saya adalah sifat sabarannya menghadapi saya yang suka emosian ibarat saya api dia adalah air, berhasil bikin sejuk hidup saya bertahun-tahun kadang yang bikin saya heran, di saat saya sudah jatuh dan nyaris menyerah pada suatu titik, dia satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau kaki saya mampu bangkit, berdiri, melangkah dan berlari lagi, keyakinannya jauh melampaui bahkan keyakinan saya akan diri saya sendiri..

status (de)motivasi

..maksud saya adalah status atau kayakanlah apdet di media sosial, khususnya tentang motivasi dna hal yang baik-baik yang kalimatnya kadang harum berunga-bunga dan bersayap lebar kesana kemari saya selalu mikir kalau ingin bikin status 'baik-baik' semacam itu, bikin mikir dan ngaca, selalu begitu, ya kalau dalam hal ini saya bener-bener jadi kakean mikir.   Gimana mau bikin atstus yang baik-baik apalagi memotivasi orang lain kalau diri sendiri keadaannya masih buruk dan masih jauh dari kata bagus, walau standar bagus itu rekatif, sangat relatif makanya mending bikin status-status absurd, atau rada lucu, atau pamer makanan dan pamer apalah yang ringan-ringan, menyesuaikan dengan khittah sosmed hehehe lalu tentang status motivasi, kalimat sebagus apapun bisa berubah menjadi demotivasi saat mood benar-benar jelek, seperti saat beberapa waktu yang lalu, sampai saya malah sempat beberapakali deactive beberapa akun sosmed saya, halagh ini kenapa ujung-ujungnya curcol.. jadi

waktu yang tertahan

..apa bahasa lainnya: tak bisa move on? maksud saya, sepertinya ada memang beberapa titik dalam hidup yang sepertinya tertahan, tak mau bergerak, tak juga mau ditinggalkan.. misalnya untuk urusan musik, bagi saya musik yang bagus sudah terhenti sejak akhir tahun 1999.   Memasuki abad baru di tahun dua ribuan, sebagus apapun musik sudah tak begitu melekat lagi di kuping dan otak.  Jaid bagaimanapun saya berkeliaran di youtube, download lagu-lagu, akhirnya pilihan daftar lagu saya berakhir di koleksi rock ballads, guns n roses dan bang Rhoma, kadang diselingi lagu-lagu di era 90-an lainnya.. yang agak parah adalah bahan bacaan, bayangin sampai sekarang saya masih sering baca-berulang-kali empat jilid anak-anak mama alin-nya bubin lantang, padahal sudah hapal isi ceritanya, tapi masih saja dibaca dan kagum dengan alur cerita di buku serial itu.. belum lagi blog, bagaimanapun saya sekarang ngeblog di blogspot, tapi menurut saya masa-masa terbaik blog saya tetaplah saat menggunakan

Setelah setahun lebih bersama iOS

..sesekali saya bercerita pengalaman menggunakan sistem operasi henpon.  Setelah menggunakan symbian, android, windows, blackberry akhirnya kesampaian juga nyoba sistem yang katanya terkenal stabil yaitu iOS. Awalnya saya sama sekali ga ngerti, sekarang ga gitu ngerti juga tapi paling tidak bisa mengoperasikannnya. Saya beli iphone 3G saat iosnya sudah tak bisa lagi diupdate lagi, ujung-ujungnya itu telpon tak lagi se smart dulu.  Sekarang kadang masih dipake buat telpon & sms & muter musik. Saya kadung kepincut sama tampilan layarnya yang asik. Pas ada kesempatan hardwarenya akhirnya di apdet juga.  Tak terasa satu tahun lebih sudah menggunakannya dan rasanya ini pas sudah.  Henponnya simpel, tampilan layarnya menyenangkan, batrenya lumayan awet & ngecharge nya ga lama, stabil, hasil kameranya bagus dan jelas ukurannya pas dengan tangan saya, ga kekecilan & ga terlalu besar. Jadi gitu aja dulu, intinya saya ngerasa puas. Nantilah saya sambung lagi, sudah pagi..

tentang beasiswa dan dendam masa lalu

..bagian ini, sebagian kecil rasanya sudah pernah saya bagikan sedikit, entah dimana, lagi-lagi saya lupa.  Pernah ada suatu ketika, seorang adik kelas berkata, yang kuranglebih bahwa sekolah tinggi-tinggi ga akan bisa tanpa adanya duit.  Masih kerasa keselnya ngedenger pernyataan semacam itu.  Lama-lama kalimat itu seperti dendam yang membatu. Padahal saat itu, kalau tidak

tentang Banjarbaru dan kekaguman masa kecil

kota kecil tempat saya tinggal sekarang ini, mungkin sedikit dari impian saya waktu kecil saya dulu, yang mewujud nyata seiring waktu paling tidak ada dua hal yang membuat saya kagum dengan Banjarbaru (mungkin saya sudah pernah bercerita tentang hal ini di postingan-postingan sebelumnya, saya agak lupa).. yang pertama adalah.. dulu itu, mungkin saat masih SD, saya pergi ke rumah salah satu keluarga di Banjarbaru, yang berjarak kuranglebih 25 kilometer dari rumah.  Sementara anggota keluarga yang lainnya entah sedang ngapain ~mungkin sedang silaturahmi, atau waktu itu sedang  ada acara walimah perkawinan, saya lupa tepatnya, ~ saya malah termenung dan terkagum-kagum sendirian di sisi sebuah sumur.  Iya mengagumi sebuah sumur yang airnya begitu jernih. Seumur-umur waktu itu saya belum pernah menemui air sumur yang jernih, bening, di sekitar rumah saya yang ada di dataran rendah, di daerah persawahan, sumur cenderung keruh, air yang jernih cuma bisa didapat dari tadahan air hujan,