Langsung ke konten utama

tentang Downgrade Debian Stretch

Setelah upgrade ke debian Stretch beberapa pekan kemarin, saya menemukan ada beberapa error yang lumayan mangganggu. Terutama soal wifi yang labil, kadang muncul kadang hilang, seringkali harus direstart baru muncul, utak atik driver untuk Atheros yang dipakai di Fujitsu saya, tak juga berhasil.

Lalu kinerja Libre Office 5 yang menurut saya malah lebih lamban dibanding pendahulunya, walau lumayan lebih cepat waktu diseting ulang, tapi ya tetep sahaja kurang asik.

Kemudian masalah audio, yang masih saja harus mengetik alsactl init di terminal setiap kali kalau mau leptop saya berbunyi, selain itu ada keterangan apalah gitu tiap kali booting, ada beberapa yang gagal di loading katanya, haish mbingungi pemakai awam semacam saya ini.

Akhirnya saya putuskan untuk merelakan Stretch dan instal ulang Jessie.

Kebetulan di kantor kemarin sempet bikin usb installer Debian Jessie 8.8 Xfce. Setelah mikir sejenak, akhirnya saya instal ulang, dan kembali terdiam saat memasuki bagian partisi. Bagian yang seringkali sering bikin bingung, soalnya saya nggak ingin partisi data saya terhapus lagi. Untung ada Google!

Jadi partisi manual, lalu menghapus partisi sistem terdahulu, bikin partisi baru, yaitu bagian primary yang di kasih bendera untuk booting. Lalu bikin partisi swap. Lanjut klik sana klik sini. Selesai. Reboot.

Tampilan Xfce menyenangkan bagi saya karena minimalis dan cuma perlu klik kanan untuk membuka menu, hanya muncul sedikit masalah karena shortcut Alt+Alt+T tidak mau menampilkan terminal. Gugling berkali-kali baru tau caranya. Menyenangkan.

Bagian menyenangkan lainnya adalah: wifi tak bermasalah dan tak perlu lagi ngetik alsactl init tiap mau denger lagu. Selain itu Libre office kembali ke versi awal yang lebih responsif dibandingkan Libre 5.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti